Kamis, 16 Februari 2017

Bolehkah anak Main Video Game?



ARTIKE L GAME
Bolehkah Anak Main Video Game?
Salah satu kemajuan teknologi yang merambah di dunia anak adalah permainan video game yang kerap membuat anak kecanduan. Bagaimana menyikapi permainan video game ini?
Sebenarnya tidak semua permainan video game berpengaruh negatif pada perkembangan anak. Jika kita cermat, boleh saja mereka menikmati asyiknya permainan video game tersebut
  • Cermati batasan usia yang tercantum di kemasan video game. Untuk video game yang penuh dengan adegan darah, pembunuhan, pemasungan kepala, tidak dibenarkan untuk dimainkan oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun.
  • Video games sebaiknya tidak dimainkan sebelum anak merayakan ulangtahun yang ke-5.
  • Pilihlah video games yang bersifat mendidik, misalnya, merangsang logika atau mengajarkan berhitung dan warna, tanpa melupakan unsur kesenangan.
  • Usahakan agar ayah, bunda, atau orang dewasa lain yang bertugas untuk mengawasi anak, menyertai anak selama bermain video game. Lebih mengasyikkan lagi, jika bermain bersama.
  • Untuk anak usia 5 tahun, waktu maksimal bermain video game adalah setengah jam. Berlama-lama duduk di depan komputer maupun game console lainnya, tidak berdampak baik. Lebih baik dan asyik jika bermain koboi-koboian bersama Ayah, bukan?
Yang tak kalah penting, sesekali sempatkan Anda ikut terlibat dalam permainan video game anak Anda. Agar Anda bisa memahami, bagaimana reaksi mereka setelah memainkan video game. Karena jika sudah mulai kecanduan, disinilah peran Anda untuk mengarahkan ke permainan lain yang lebih positif.

Description: efek negatif game pada anakEfek Negatif main Game bagi Anak

Ada pro dan kontra tentang kebiasaan bermain game pada anak usia sekolah. Sebagian mengatakan jika game baik untuk anak, terutama peningkatan skill dan kecakapan. Sebagian lagi mengatakan jika bermain game itu buruk bagi anak, seperti membuat anak malas mengerjakan banyak tugas sekolah dan kwajiban lainnya. Semuanya mungkin saja bisa benar, karena ada hal tentu ada efek negatif dan positifnya. Namun yang terbaik adalah mengambil jalan tengahnya, yang sekaligus akan mengajarkan anak untuk terbiasa membagi waktu. Kapan saatnya bermain, belajar, mengerjakan tugas dll. Lebih berat salah satu tentu juga kurang bagus bagi anak, artinya semua harus berjalan seimbang.
Dalam hal bermain game, orang tua harus tegas menegakkan waktu, serta memilihkan permainan terbaik yang dapat mendidik. Khusus kali ini, mari kita bahasyang dikatakan tentang efek negatif bermain game bagi anak.

Berikut beberapa dampak buruk bermain game bagi anak-anak

1. Game kekerasan dan pembentukan Perilaku keras pada anak

Sebagian besar efek buruk game yang disalahkan pada pada anak adalah melahirkan perilaku kekerasan. Anak-anak yang bermain video game lebih lama dikatakan cenderung suka kekerasan. Menurut sebuah studi ilmiah ( Anderson & Bushman , 2001)  anak lebih mungkin untuk mengalami peningkatan agresif pada pikiran, perasaan, perilaku, serta penurunan prososial. Efek kekerasan pada anak-anak ini diperparah dengan sifat permainan yang interaktif. Dalam banyak permainan, anak-anak dituntun untuk menjadi lebih ganas. Tindakan kekerasan yang dilakukan berulang-ulang, mengendalikan kekerasan, dan mengalami kekerasan di matanya sendiri ( pembunuhan, menendang, menikam dan menembak) . Partisipasi aktif, pengulangan serta reward permainan adalah alat yang efektif untuk mengajarkan perilaku . Memang tampaknya banyak penelitian yang menunjukkan bahwa video game kekerasan mungkin berhubungan dengan perilaku agresif (seperti Anderson & Dill , 2000; Gentile , Lynch & Walsh , 2004 ) . Namun bukti ini tidak konsisten,  dan masalah ini masih jauh dari dikatakan selesai.
Banyak ahli termasuk Henry Jenkins dari Massachusetts Institute of Technology telah mencatat bahwa ada penurunan tingkat kejahatan remaja bertepatan dengan popularitas permainan seperti Death Race , Mortal Kombat , Doom dan Grand Theft auto . Dia menyimpulkan bahwa pemain game remaja bisa  meninggalkan efek emosional dari permainan ketika game telah erakhir. Memang ada kasus remaja yang melakukan kejahatan kekerasan, yang ia juga menghabiskan banyak waktunya untuk bermain video game,  seperti  yang terlibat dalam kasus Columbine dan Newport . Tampaknya akan selalu ada kekerasan, dan itu terjadi lebih banyak hanya dari mereka yang juga menikmati bermain video game kekerasan .

2. Masalah sosial dan mengabaikan tugas, terutama belajar

Terlalu banyak bermain video game dapat membuat anak terisolasi secara sosial . Selain itu, anak juga bisa lebih mengutamakan banyak waktunya untuk bermain game, daripada kegiatan lain seperti mengerjakan PR, membaca, olahraga, dan berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman .

3. Mengajarkan nilai yang salah pada anak

Beberapa video game juga mengajarkan anak-anak nilai-nilai yang salah. Perilaku kekerasan, balas dendam dan agresi. Negosiasi dan solusi lain tanpa kekerasan seringkali bukan menjadi pilihan. Perempuan sering digambarkan sebagai karakter yang lebih lemah yang tidak berdaya atau provokatif secara seksual .

4. Permainan bisa membingungkan anak antara realitas dan fantasi .

Prestasi akademik yang buruk mungkin berhubungan dengan semua waktu yang hanya dihabiskan untuk bermain video game. Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih banyak waktu yang dihabiskan anak untuk bermain video game, yang sedikit adalah performancenya di sekolah . ( Anderson & Dill , 2000; Gentile , Lynch & Walsh , 2004) . Sebuah studi oleh Argosy University Minnesota School on Psikologi profesional menemukan bahwa pecandu video game seringkali suka mendebat para gurunya, sering bertengkar dengan teman-temannya, dan skor nilai yang lebih rendah daripada anak lain yang sedikit bermain video game. Studi lain menunjukkan bahwa banyak anak sekolah yang suka main game secara rutin melewatkan pekerjaan rumah hanya untuk bermain game, dan banyak siswa yang mengaku bahwa kebiasaan bermain video game sering bertanggung jawab terhadap  nilai sekolah yang buruk.

5. Masalah konsentrasi

Meskipun beberapa studi menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan konsentrasi anak, penelitian lain yang diterbitkan dalam Psychology of Popular Media Culture 2012, telah menemukan bahwa game dapat menyakiti masalah konsentrasi – meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam jangka pendek tapi merusak konsentrasi jangka panjang .

6. Masalah kesehatan fisik

Pada beberapa anak, Video game juga mungkin memiliki efek buruk pada kesehatan, termasuk obesitas,  postural, gangguan otot dan rangka, seperti tendonitis, tekanan saraf, sindrom carpal tunnel .

7. Meniru perilaku buruk

Saat bermain game online, anak bisa mengambil bahasa yang buruk dan perilaku dari orang lain, dan bisa membuat anak rentan terhadap bahaya online .

8. Kecanduan game, kaitannya dengan kecemasan dan depresi

Sebuah studi oleh National Institute yang berbasis di Minneapolis untuk Media dan Keluarga menunjukkan bahwa, video game bisa menjadi adiktif bagi anak-anak, dan bahwa kecanduan video game pada anak dapat meningkatkan depresi dan kecemasan . Anak-anak yang kecanduan game juga menunjukkan fobia sosial. Tidak mengherankan jika anak-anak yang kecanduan video game terlihat kinerja sekolah mereka buruk.

9. Masalah perhatian

Anak-anak yang banyak menghabiskan waktu terlalu banyak bermain video game mungkin menunjukkan perilaku impulsif dan memiliki masalah perhatian. Ini menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam edisi Februari 2012 Journal of Psychology and Popular Media Culture. Untuk penelitian ini, masalah perhatian didefinisikan sebagai kesulitan melakukan atau mempertahankan perilaku untuk mencapai tujuan .

Bolehkah Anak Bermain Game Di Handphone? Berapa Batas Waktunya?

Bermain merupakan kegiatan yang paling disukai anak-anak meskipun itu permainan digital. Selain menyenangkan, permainan ini tidak kenal waktu. Kapan pun mereka ingin memainkannya. Tapi bagaimana sebaiknya orang tua menanggapi hal ini?
Sebenarnya, anak-anak boleh saja bermain game di handphone. Tapi semua ada porsinya. Inilah yang tidak diindahkan oleh kebanyakan orang tua.
Untuk anak-anak usia 3 – 5 tahun, hanya boleh bermain maksimal 1 jam. Sementara untuk usia 6 – 18 tahun boleh bermain selama 2 jam. Lalu bagaimana dengan usia 0 – 2 tahun? Asosiasi Dokter Anak Amerika dan Kanada, tidak merekomendasikan gadget pada usia ini. Otak manusia berkembang dari usia 0 – 21 tahun. Pada usia 0 – 2 tahun, otak berkembang dengan sangat pesat sehingga perlu dihindarkan dari radiasi agar berkembang maksimal. Sering kali orang tua dengan mudah menyodorkan smartphone kepada buah hati manakala tidak ingin diganggu. Padahal, yang anak perlukan adalah perhatian dan sedikit waktu untuk dihabiskan bersama. Jangan lupa bahwa waktu akan bergulir dan anak akan segera memiliki dunianya sendiri. Jadi, selama masih ada waktu cobalah singkirkan gadget Anda dan bermain bersama si kecil.

Baik dan Buruk Game Digital Untuk Anak – Bolehkah Anak Bermain Game Di Handphone

Description: Gambar Foto bolehkah anak bermain game di handphone menurut kedokteranPermainan digital memang bisa mengasah fokus anak, meningkatkan kreativitas dan ketrampilan. Tapi jika porsinya tidak berlebihan. Bahkan anak yang terbiasa bermain game di gadget selama 1 jam sehari terlihat lebih senang dan memiliki interaksi sosial yang lebih baik ketimbang anak yang tidak memegang gadget sama sekali. Lalu adakah efek negatifnya jika berlebihan? Banyak! Salah satunya anak bisa mengalami gangguan fisik. Anak yang terlalu lama bermain game di gadget tulang belakangnya akan melengkung karena sikap duduk yang tidak baik atau posisi salah saat tengkurap. Selain itu, gangguan penglihatan juga senantiasa mengintai karena jarak pandang terlalu dekat. Efek negatif lainnya;

Obesitas
Anak yang terlalu sering bermain game akan malas melakukan aktivitas fisik. Ditambah camilan berkalori tinggi, risiko obesitas semakin tinggi. Saat anak terkena obesitas, mereka juga akan riskan terkena diabetes mellitus, stroke serta serangan jantung.
Antisosial
Anak yang terlanjur ‘gila’ pada game akan berpikir bahwa bermain game jauh lebih menyenangkan ketimbang bergaul dengan teman sebaya. Jika pun mereka bergaul, maka si anak akan kurang bisa berempati dan cenderung kaku.
Agresif dan Emosional
Banyak game yang mempertontonkan adegan penuh kekerasan yang tidak direkomendasikan ditonton anak-anak. Anak dengan mudah akan meniru perilaku ini dan tentunya sangat berbahaya. Mereka akan gampang marah jika tidak dituruti keinginannya.
Gangguan Tidur
Karena saking asyiknya bermain mereka jadi mengurangi jam tidur. akibatnya, prestasi akademik juga akan menurun karena tubuh tidak fit untuk belajar.
Fisik Lemah
Kurangnya gerak dan aktivitas tubuh, anak akan mudah lelah melakukan sesuatu.
Penyakit Mental
Mereka yang terpapar game secara berlebih akan rentan mengalami gangguan mental seperti bipolar, kecemasan, autisme, psikotis dan lain-lain. Setelah membaca informasi di atas, hendaknya orang tua mulai memberi perhatian kepada anak dan membatasi waktu mereka bermain game. Jangan sampai gadget yang tadinya untuk mengasah ketrampilan berubah fungsi menjadi penjerumus anak.

10 Alasan Anak di bawah Umur 12 tahun tidak boleh Main Gadget ( HP, Tablet PC, Laptop)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiyWIZQMq6z10hTFqml04t3DqbT06f2hRfX686deBYg0In8mdEOGMk_zq3G9f3zUDvuXNB4rNP8GDanFFTEkGcF2TfmURm87A64RnNwZ-D14z69j-qsG3_perDmhvV1dfgG2IEq6K5Cog/s1600/a.png

Berikut adalah 10 alasan Dari Hasil penelitian Ahli Psikologi Anak di Amerika Serikat, Orang tua harus melarang anaknya untuk bermain Gadget ( Smartphone, Tablet PC, dll) . Silahkan kunjungi zonein.ca untuk melihat Lembar hasil penelitian yang di lakukan oleh para ahli .

1 . Pertumbuhan otak yang cepat
Antara 0 dan 2 tahun , otak bayi memiliki tiga ukuran , dan terus berkembang pesat hingga mencapai 21 tahun ( Christakis 2011) . Perkembangan otak awal ditentukan oleh rangsangan lingkungan sekitar.. Stimulasi perkembangan Otak disebabkan oleh Penggunaan Teknologi yang berlebihan ( ponsel, internet , iPads , TV ) , telah terbukti berhubungan dengan fungsi eksekutif dan defisit perhatian , penundaan kognitif , belajar terganggu, peningkatan impulsif dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri , misalnya tantrum (Small 2008 , Pagini 2010 ) .

2 . Menunda Pertumbuhan Anak

Penggunaan Teknologi dapat membatasi gerakan, yang dapat mengakibatkan Tertundanya Pertumbuhan anak. Satu dari tiga anak-anak saat ini masuk sekolah dengan pertumbuhan anak yang tertunda, berdampak negatif pada melek huruf dan prestasi akademik (HELP EDI Maps 2013 ) . Terganggunya Konsentrasi anak dan juga terganggunya kemampuan anak dalam belajar ( Ratey 2008) . Penggunaan teknologi di bawah usia 12 tahun dapat merugikan perkembangan anak dan gangguan dalam belajar ( Rowan 2010). 

3 . Wabah Obesitas
TV dan video game dapat meningkatan kemungkinan terjadinya obesitas ( Tremblay 2005). Anak-anak yang diperbolehkan Menonton tv dan bermain game di kamar tidur Mendapat 30 % peningkatan terjadinya obesitas ( Feng 2011) . Satu dari empat anak di Kanada, dan satu dari tiga anak-anak AS mengalami obesitas ( Tremblay 2011) . 30 % dari anak-anak dengan obesitas beresiko diabetes , dan penderita obesitas berada pada risiko tinggi untuk stroke dini dan serangan jantung , Hal ini dapat memperpendek harapan hidup ( Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit 2010 ) . Terutama karena obesitas , anak-anak abad ke-21 mungkin generasi pertama banyak dari mereka tidak akan hidup lebih lama dari orang tua mereka ( Profesor Andrew Prentice , BBC News 2002) .

4 . Gangguan tidur
60 % orang tua tidak mengawasi penggunaan teknologi anak mereka , dan 75 % dari anak-anak diperbolehkan Menggunakan Teknologi di kamar tidur mereka ( Kaiser Yayasan 2010 ) . 75 % dari anak-anak berusia 9 dan 10 tahun kurang tidur sampai-sampai bedampak pada nilai akademis mereka ( Boston College 2012) .
5 . Penyakit Mental
Penggunaan Teknologi berlebihan Menjadi faktor paling Penting dalam peningkatan tingkat depresi anak , kecemasan , gangguan Jiwa , defisit perhatian , autisme , gangguan bipolar , psikosis dan perilaku anak bermasalah ( Bristol University 2010, Mentzoni 2011, Shin 2011, Liberatore 2011, Robinson 2008) . Satu dari enam anak-anak Kanada di diagnosa memiliki penyakit mental, banyak di antaranya mereka kecanduan obat psikotropika berbahaya ( Waddell 2007) .
6 . Agresi
Konten media kekerasan dapat menyebabkan agresi anak ( Anderson , 2007) . Anak-anak semakin terkena meningkatnya insiden kekerasan fisik dan seksual di media hari ini . " Grand Theft Auto V " menggambarkan seks eksplisit , pembunuhan, pemerkosaan , penyiksaan dan mutilasi , seperti yang dilakukan banyak film dan acara TV . AS telah Mengkategorikan kekerasan media sebagai Risiko Kesehatan Masyarakat akibat dampak kausal pada agresi anak ( Huesmann 2007) . Laporan media peningkatan penggunaan hambatan dan kamar pengasingan dengan anak-anak yang menunjukkan agresi tidak terkontrol .
7 . dimensi digital
Konten media dengan kecepatan tinggi dapat berkontribusi terhadap terganggunya Konsentrasi anak , serta Menurunnya Ingatan anak, karena otak melakukan pemangkasan trek saraf ke korteks frontal ( Christakis 2004 , Kecil 2008) . Anak-anak yang Konsentrasinya Terganggu tidak bisa belajar .
8 . kecanduan
Sebagai orang tua yang memberikan teknologi kepada anaknya, mereka memisahkan diri dari anak-anak mereka . Dengan tidak adanya keterikatan orangtua, anak-anak terpisah sibuk ke perangkat , yang dapat mengakibatkan kecanduan ( Rowan 2010). Satu dari 11 anak usia 8-18 tahun yang kecanduan teknologi ( Gentile 2009).

9 . Emisi radiasi
Pada bulan Mei 2011, Organisasi Kesehatan Dunia diklasifikasikan ponsel ( dan perangkat nirkabel lainnya ) sebagai risiko kategori 2B ( mungkin karsinogen ) karena emisi radiasi ( WHO 2011) . James McNamee dengan Kesehatan Kanada pada bulan Oktober 2011 yang dikeluarkan peringatan peringatan yang menyatakan " Anak-anak lebih sensitif terhadap berbagai agen daripada orang dewasa sebagai otak dan sistem kekebalan tubuh masih berkembang , sehingga Anda tidak bisa mengatakan risiko akan sama untuk kecil dewasa sebagai seorang anak . " ( Globe dan Mail 2011) . Pada bulan Desember 2013 Dr Anthony Miller dari University of Toronto School of Public Health merekomendasikan bahwa berdasarkan penelitian baru , paparan frekuensi radio harus direklasifikasi sebagai 2A ( kemungkinan karsinogen ) , bukan 2B ( kemungkinan karsinogen ) . American Academy of Pediatrics meminta peninjauan emisi radiasi EMF dari perangkat teknologi , mengutip tiga alasan mengenai dampak pada anak-anak ( AAP 2013 ) .

10 . Berkelanjutan
Cara-cara di mana anak-anak dibesarkan dan dididik dengan teknologi tidak lagi berkelanjutan ( Rowan 2010). Anak-anak adalah masa depan kita , tetapi tidak ada masa depan bagi anak-anak yang terlalu sering menggunakan teknologi . Pendekatan berbasis tim adalah perlu dan mendesak untuk mengurangi penggunaan teknologi oleh anak-anak . Silakan referensi di bawah slide di www.zonein.ca bawah " video " untuk berbagi dengan orang lain yang peduli tentang teknologi berlebihan oleh anak-anak .Masalah - Menderita the Children - 4 menitSolusi - Teknologi Seimbang Manajemen - 7 menit. Berikut ini pedoman Penggunaan Teknoogi untuk anak-anak dan Remaja yang di kembangkan oleh Cris Rowan , pediatrik terapis okupasi dan penulis Anak Virtual , Dr Andrew Doan , neuroscientist dan penulis Hooked on Game , dan Dr Hilarie Cash , Direktur Restart Internet Addiction Recovery Program dan penulis Video Game dan Anak Anda , dengan kontribusi dari American Academy of Pediatrics dan Canadian Pediatric Society pada upaya untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan untuk semua anak .








ARTIKE L GAME
Bolehkah Anak Main Video Game?
Salah satu kemajuan teknologi yang merambah di dunia anak adalah permainan video game yang kerap membuat anak kecanduan. Bagaimana menyikapi permainan video game ini?
Sebenarnya tidak semua permainan video game berpengaruh negatif pada perkembangan anak. Jika kita cermat, boleh saja mereka menikmati asyiknya permainan video game tersebut
  • Cermati batasan usia yang tercantum di kemasan video game. Untuk video game yang penuh dengan adegan darah, pembunuhan, pemasungan kepala, tidak dibenarkan untuk dimainkan oleh anak-anak di bawah usia 18 tahun.
  • Video games sebaiknya tidak dimainkan sebelum anak merayakan ulangtahun yang ke-5.
  • Pilihlah video games yang bersifat mendidik, misalnya, merangsang logika atau mengajarkan berhitung dan warna, tanpa melupakan unsur kesenangan.
  • Usahakan agar ayah, bunda, atau orang dewasa lain yang bertugas untuk mengawasi anak, menyertai anak selama bermain video game. Lebih mengasyikkan lagi, jika bermain bersama.
  • Untuk anak usia 5 tahun, waktu maksimal bermain video game adalah setengah jam. Berlama-lama duduk di depan komputer maupun game console lainnya, tidak berdampak baik. Lebih baik dan asyik jika bermain koboi-koboian bersama Ayah, bukan?
Yang tak kalah penting, sesekali sempatkan Anda ikut terlibat dalam permainan video game anak Anda. Agar Anda bisa memahami, bagaimana reaksi mereka setelah memainkan video game. Karena jika sudah mulai kecanduan, disinilah peran Anda untuk mengarahkan ke permainan lain yang lebih positif.

Description: efek negatif game pada anakEfek Negatif main Game bagi Anak

Ada pro dan kontra tentang kebiasaan bermain game pada anak usia sekolah. Sebagian mengatakan jika game baik untuk anak, terutama peningkatan skill dan kecakapan. Sebagian lagi mengatakan jika bermain game itu buruk bagi anak, seperti membuat anak malas mengerjakan banyak tugas sekolah dan kwajiban lainnya. Semuanya mungkin saja bisa benar, karena ada hal tentu ada efek negatif dan positifnya. Namun yang terbaik adalah mengambil jalan tengahnya, yang sekaligus akan mengajarkan anak untuk terbiasa membagi waktu. Kapan saatnya bermain, belajar, mengerjakan tugas dll. Lebih berat salah satu tentu juga kurang bagus bagi anak, artinya semua harus berjalan seimbang.
Dalam hal bermain game, orang tua harus tegas menegakkan waktu, serta memilihkan permainan terbaik yang dapat mendidik. Khusus kali ini, mari kita bahasyang dikatakan tentang efek negatif bermain game bagi anak.

Berikut beberapa dampak buruk bermain game bagi anak-anak

1. Game kekerasan dan pembentukan Perilaku keras pada anak

Sebagian besar efek buruk game yang disalahkan pada pada anak adalah melahirkan perilaku kekerasan. Anak-anak yang bermain video game lebih lama dikatakan cenderung suka kekerasan. Menurut sebuah studi ilmiah ( Anderson & Bushman , 2001)  anak lebih mungkin untuk mengalami peningkatan agresif pada pikiran, perasaan, perilaku, serta penurunan prososial. Efek kekerasan pada anak-anak ini diperparah dengan sifat permainan yang interaktif. Dalam banyak permainan, anak-anak dituntun untuk menjadi lebih ganas. Tindakan kekerasan yang dilakukan berulang-ulang, mengendalikan kekerasan, dan mengalami kekerasan di matanya sendiri ( pembunuhan, menendang, menikam dan menembak) . Partisipasi aktif, pengulangan serta reward permainan adalah alat yang efektif untuk mengajarkan perilaku . Memang tampaknya banyak penelitian yang menunjukkan bahwa video game kekerasan mungkin berhubungan dengan perilaku agresif (seperti Anderson & Dill , 2000; Gentile , Lynch & Walsh , 2004 ) . Namun bukti ini tidak konsisten,  dan masalah ini masih jauh dari dikatakan selesai.
Banyak ahli termasuk Henry Jenkins dari Massachusetts Institute of Technology telah mencatat bahwa ada penurunan tingkat kejahatan remaja bertepatan dengan popularitas permainan seperti Death Race , Mortal Kombat , Doom dan Grand Theft auto . Dia menyimpulkan bahwa pemain game remaja bisa  meninggalkan efek emosional dari permainan ketika game telah erakhir. Memang ada kasus remaja yang melakukan kejahatan kekerasan, yang ia juga menghabiskan banyak waktunya untuk bermain video game,  seperti  yang terlibat dalam kasus Columbine dan Newport . Tampaknya akan selalu ada kekerasan, dan itu terjadi lebih banyak hanya dari mereka yang juga menikmati bermain video game kekerasan .

2. Masalah sosial dan mengabaikan tugas, terutama belajar

Terlalu banyak bermain video game dapat membuat anak terisolasi secara sosial . Selain itu, anak juga bisa lebih mengutamakan banyak waktunya untuk bermain game, daripada kegiatan lain seperti mengerjakan PR, membaca, olahraga, dan berinteraksi dengan keluarga dan teman-teman .

3. Mengajarkan nilai yang salah pada anak

Beberapa video game juga mengajarkan anak-anak nilai-nilai yang salah. Perilaku kekerasan, balas dendam dan agresi. Negosiasi dan solusi lain tanpa kekerasan seringkali bukan menjadi pilihan. Perempuan sering digambarkan sebagai karakter yang lebih lemah yang tidak berdaya atau provokatif secara seksual .

4. Permainan bisa membingungkan anak antara realitas dan fantasi .

Prestasi akademik yang buruk mungkin berhubungan dengan semua waktu yang hanya dihabiskan untuk bermain video game. Penelitian telah menunjukkan bahwa lebih banyak waktu yang dihabiskan anak untuk bermain video game, yang sedikit adalah performancenya di sekolah . ( Anderson & Dill , 2000; Gentile , Lynch & Walsh , 2004) . Sebuah studi oleh Argosy University Minnesota School on Psikologi profesional menemukan bahwa pecandu video game seringkali suka mendebat para gurunya, sering bertengkar dengan teman-temannya, dan skor nilai yang lebih rendah daripada anak lain yang sedikit bermain video game. Studi lain menunjukkan bahwa banyak anak sekolah yang suka main game secara rutin melewatkan pekerjaan rumah hanya untuk bermain game, dan banyak siswa yang mengaku bahwa kebiasaan bermain video game sering bertanggung jawab terhadap  nilai sekolah yang buruk.

5. Masalah konsentrasi

Meskipun beberapa studi menunjukkan bahwa bermain video game dapat meningkatkan konsentrasi anak, penelitian lain yang diterbitkan dalam Psychology of Popular Media Culture 2012, telah menemukan bahwa game dapat menyakiti masalah konsentrasi – meningkatkan kemampuan anak untuk berkonsentrasi dalam jangka pendek tapi merusak konsentrasi jangka panjang .

6. Masalah kesehatan fisik

Pada beberapa anak, Video game juga mungkin memiliki efek buruk pada kesehatan, termasuk obesitas,  postural, gangguan otot dan rangka, seperti tendonitis, tekanan saraf, sindrom carpal tunnel .

7. Meniru perilaku buruk

Saat bermain game online, anak bisa mengambil bahasa yang buruk dan perilaku dari orang lain, dan bisa membuat anak rentan terhadap bahaya online .

8. Kecanduan game, kaitannya dengan kecemasan dan depresi

Sebuah studi oleh National Institute yang berbasis di Minneapolis untuk Media dan Keluarga menunjukkan bahwa, video game bisa menjadi adiktif bagi anak-anak, dan bahwa kecanduan video game pada anak dapat meningkatkan depresi dan kecemasan . Anak-anak yang kecanduan game juga menunjukkan fobia sosial. Tidak mengherankan jika anak-anak yang kecanduan video game terlihat kinerja sekolah mereka buruk.

9. Masalah perhatian

Anak-anak yang banyak menghabiskan waktu terlalu banyak bermain video game mungkin menunjukkan perilaku impulsif dan memiliki masalah perhatian. Ini menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam edisi Februari 2012 Journal of Psychology and Popular Media Culture. Untuk penelitian ini, masalah perhatian didefinisikan sebagai kesulitan melakukan atau mempertahankan perilaku untuk mencapai tujuan .

Bolehkah Anak Bermain Game Di Handphone? Berapa Batas Waktunya?

Bermain merupakan kegiatan yang paling disukai anak-anak meskipun itu permainan digital. Selain menyenangkan, permainan ini tidak kenal waktu. Kapan pun mereka ingin memainkannya. Tapi bagaimana sebaiknya orang tua menanggapi hal ini?
Sebenarnya, anak-anak boleh saja bermain game di handphone. Tapi semua ada porsinya. Inilah yang tidak diindahkan oleh kebanyakan orang tua.
Untuk anak-anak usia 3 – 5 tahun, hanya boleh bermain maksimal 1 jam. Sementara untuk usia 6 – 18 tahun boleh bermain selama 2 jam. Lalu bagaimana dengan usia 0 – 2 tahun? Asosiasi Dokter Anak Amerika dan Kanada, tidak merekomendasikan gadget pada usia ini. Otak manusia berkembang dari usia 0 – 21 tahun. Pada usia 0 – 2 tahun, otak berkembang dengan sangat pesat sehingga perlu dihindarkan dari radiasi agar berkembang maksimal. Sering kali orang tua dengan mudah menyodorkan smartphone kepada buah hati manakala tidak ingin diganggu. Padahal, yang anak perlukan adalah perhatian dan sedikit waktu untuk dihabiskan bersama. Jangan lupa bahwa waktu akan bergulir dan anak akan segera memiliki dunianya sendiri. Jadi, selama masih ada waktu cobalah singkirkan gadget Anda dan bermain bersama si kecil.

Baik dan Buruk Game Digital Untuk Anak – Bolehkah Anak Bermain Game Di Handphone

Description: Gambar Foto bolehkah anak bermain game di handphone menurut kedokteranPermainan digital memang bisa mengasah fokus anak, meningkatkan kreativitas dan ketrampilan. Tapi jika porsinya tidak berlebihan. Bahkan anak yang terbiasa bermain game di gadget selama 1 jam sehari terlihat lebih senang dan memiliki interaksi sosial yang lebih baik ketimbang anak yang tidak memegang gadget sama sekali. Lalu adakah efek negatifnya jika berlebihan? Banyak! Salah satunya anak bisa mengalami gangguan fisik. Anak yang terlalu lama bermain game di gadget tulang belakangnya akan melengkung karena sikap duduk yang tidak baik atau posisi salah saat tengkurap. Selain itu, gangguan penglihatan juga senantiasa mengintai karena jarak pandang terlalu dekat. Efek negatif lainnya;

Obesitas
Anak yang terlalu sering bermain game akan malas melakukan aktivitas fisik. Ditambah camilan berkalori tinggi, risiko obesitas semakin tinggi. Saat anak terkena obesitas, mereka juga akan riskan terkena diabetes mellitus, stroke serta serangan jantung.
Antisosial
Anak yang terlanjur ‘gila’ pada game akan berpikir bahwa bermain game jauh lebih menyenangkan ketimbang bergaul dengan teman sebaya. Jika pun mereka bergaul, maka si anak akan kurang bisa berempati dan cenderung kaku.
Agresif dan Emosional
Banyak game yang mempertontonkan adegan penuh kekerasan yang tidak direkomendasikan ditonton anak-anak. Anak dengan mudah akan meniru perilaku ini dan tentunya sangat berbahaya. Mereka akan gampang marah jika tidak dituruti keinginannya.
Gangguan Tidur
Karena saking asyiknya bermain mereka jadi mengurangi jam tidur. akibatnya, prestasi akademik juga akan menurun karena tubuh tidak fit untuk belajar.
Fisik Lemah
Kurangnya gerak dan aktivitas tubuh, anak akan mudah lelah melakukan sesuatu.
Penyakit Mental
Mereka yang terpapar game secara berlebih akan rentan mengalami gangguan mental seperti bipolar, kecemasan, autisme, psikotis dan lain-lain. Setelah membaca informasi di atas, hendaknya orang tua mulai memberi perhatian kepada anak dan membatasi waktu mereka bermain game. Jangan sampai gadget yang tadinya untuk mengasah ketrampilan berubah fungsi menjadi penjerumus anak.

10 Alasan Anak di bawah Umur 12 tahun tidak boleh Main Gadget ( HP, Tablet PC, Laptop)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiyWIZQMq6z10hTFqml04t3DqbT06f2hRfX686deBYg0In8mdEOGMk_zq3G9f3zUDvuXNB4rNP8GDanFFTEkGcF2TfmURm87A64RnNwZ-D14z69j-qsG3_perDmhvV1dfgG2IEq6K5Cog/s1600/a.png

Berikut adalah 10 alasan Dari Hasil penelitian Ahli Psikologi Anak di Amerika Serikat, Orang tua harus melarang anaknya untuk bermain Gadget ( Smartphone, Tablet PC, dll) . Silahkan kunjungi zonein.ca untuk melihat Lembar hasil penelitian yang di lakukan oleh para ahli .

1 . Pertumbuhan otak yang cepat
Antara 0 dan 2 tahun , otak bayi memiliki tiga ukuran , dan terus berkembang pesat hingga mencapai 21 tahun ( Christakis 2011) . Perkembangan otak awal ditentukan oleh rangsangan lingkungan sekitar.. Stimulasi perkembangan Otak disebabkan oleh Penggunaan Teknologi yang berlebihan ( ponsel, internet , iPads , TV ) , telah terbukti berhubungan dengan fungsi eksekutif dan defisit perhatian , penundaan kognitif , belajar terganggu, peningkatan impulsif dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri , misalnya tantrum (Small 2008 , Pagini 2010 ) .

2 . Menunda Pertumbuhan Anak

Penggunaan Teknologi dapat membatasi gerakan, yang dapat mengakibatkan Tertundanya Pertumbuhan anak. Satu dari tiga anak-anak saat ini masuk sekolah dengan pertumbuhan anak yang tertunda, berdampak negatif pada melek huruf dan prestasi akademik (HELP EDI Maps 2013 ) . Terganggunya Konsentrasi anak dan juga terganggunya kemampuan anak dalam belajar ( Ratey 2008) . Penggunaan teknologi di bawah usia 12 tahun dapat merugikan perkembangan anak dan gangguan dalam belajar ( Rowan 2010). 

3 . Wabah Obesitas
TV dan video game dapat meningkatan kemungkinan terjadinya obesitas ( Tremblay 2005). Anak-anak yang diperbolehkan Menonton tv dan bermain game di kamar tidur Mendapat 30 % peningkatan terjadinya obesitas ( Feng 2011) . Satu dari empat anak di Kanada, dan satu dari tiga anak-anak AS mengalami obesitas ( Tremblay 2011) . 30 % dari anak-anak dengan obesitas beresiko diabetes , dan penderita obesitas berada pada risiko tinggi untuk stroke dini dan serangan jantung , Hal ini dapat memperpendek harapan hidup ( Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit 2010 ) . Terutama karena obesitas , anak-anak abad ke-21 mungkin generasi pertama banyak dari mereka tidak akan hidup lebih lama dari orang tua mereka ( Profesor Andrew Prentice , BBC News 2002) .

4 . Gangguan tidur
60 % orang tua tidak mengawasi penggunaan teknologi anak mereka , dan 75 % dari anak-anak diperbolehkan Menggunakan Teknologi di kamar tidur mereka ( Kaiser Yayasan 2010 ) . 75 % dari anak-anak berusia 9 dan 10 tahun kurang tidur sampai-sampai bedampak pada nilai akademis mereka ( Boston College 2012) .
5 . Penyakit Mental
Penggunaan Teknologi berlebihan Menjadi faktor paling Penting dalam peningkatan tingkat depresi anak , kecemasan , gangguan Jiwa , defisit perhatian , autisme , gangguan bipolar , psikosis dan perilaku anak bermasalah ( Bristol University 2010, Mentzoni 2011, Shin 2011, Liberatore 2011, Robinson 2008) . Satu dari enam anak-anak Kanada di diagnosa memiliki penyakit mental, banyak di antaranya mereka kecanduan obat psikotropika berbahaya ( Waddell 2007) .
6 . Agresi
Konten media kekerasan dapat menyebabkan agresi anak ( Anderson , 2007) . Anak-anak semakin terkena meningkatnya insiden kekerasan fisik dan seksual di media hari ini . " Grand Theft Auto V " menggambarkan seks eksplisit , pembunuhan, pemerkosaan , penyiksaan dan mutilasi , seperti yang dilakukan banyak film dan acara TV . AS telah Mengkategorikan kekerasan media sebagai Risiko Kesehatan Masyarakat akibat dampak kausal pada agresi anak ( Huesmann 2007) . Laporan media peningkatan penggunaan hambatan dan kamar pengasingan dengan anak-anak yang menunjukkan agresi tidak terkontrol .
7 . dimensi digital
Konten media dengan kecepatan tinggi dapat berkontribusi terhadap terganggunya Konsentrasi anak , serta Menurunnya Ingatan anak, karena otak melakukan pemangkasan trek saraf ke korteks frontal ( Christakis 2004 , Kecil 2008) . Anak-anak yang Konsentrasinya Terganggu tidak bisa belajar .
8 . kecanduan
Sebagai orang tua yang memberikan teknologi kepada anaknya, mereka memisahkan diri dari anak-anak mereka . Dengan tidak adanya keterikatan orangtua, anak-anak terpisah sibuk ke perangkat , yang dapat mengakibatkan kecanduan ( Rowan 2010). Satu dari 11 anak usia 8-18 tahun yang kecanduan teknologi ( Gentile 2009).

9 . Emisi radiasi
Pada bulan Mei 2011, Organisasi Kesehatan Dunia diklasifikasikan ponsel ( dan perangkat nirkabel lainnya ) sebagai risiko kategori 2B ( mungkin karsinogen ) karena emisi radiasi ( WHO 2011) . James McNamee dengan Kesehatan Kanada pada bulan Oktober 2011 yang dikeluarkan peringatan peringatan yang menyatakan " Anak-anak lebih sensitif terhadap berbagai agen daripada orang dewasa sebagai otak dan sistem kekebalan tubuh masih berkembang , sehingga Anda tidak bisa mengatakan risiko akan sama untuk kecil dewasa sebagai seorang anak . " ( Globe dan Mail 2011) . Pada bulan Desember 2013 Dr Anthony Miller dari University of Toronto School of Public Health merekomendasikan bahwa berdasarkan penelitian baru , paparan frekuensi radio harus direklasifikasi sebagai 2A ( kemungkinan karsinogen ) , bukan 2B ( kemungkinan karsinogen ) . American Academy of Pediatrics meminta peninjauan emisi radiasi EMF dari perangkat teknologi , mengutip tiga alasan mengenai dampak pada anak-anak ( AAP 2013 ) .

10 . Berkelanjutan
Cara-cara di mana anak-anak dibesarkan dan dididik dengan teknologi tidak lagi berkelanjutan ( Rowan 2010). Anak-anak adalah masa depan kita , tetapi tidak ada masa depan bagi anak-anak yang terlalu sering menggunakan teknologi . Pendekatan berbasis tim adalah perlu dan mendesak untuk mengurangi penggunaan teknologi oleh anak-anak . Silakan referensi di bawah slide di www.zonein.ca bawah " video " untuk berbagi dengan orang lain yang peduli tentang teknologi berlebihan oleh anak-anak .Masalah - Menderita the Children - 4 menitSolusi - Teknologi Seimbang Manajemen - 7 menit. Berikut ini pedoman Penggunaan Teknoogi untuk anak-anak dan Remaja yang di kembangkan oleh Cris Rowan , pediatrik terapis okupasi dan penulis Anak Virtual , Dr Andrew Doan , neuroscientist dan penulis Hooked on Game , dan Dr Hilarie Cash , Direktur Restart Internet Addiction Recovery Program dan penulis Video Game dan Anak Anda , dengan kontribusi dari American Academy of Pediatrics dan Canadian Pediatric Society pada upaya untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan untuk semua anak .






Tidak ada komentar:

Posting Komentar